
Di era disrupsi yang sedang berjalan ini, sering membawa masyarakat kepada kebingungan dan bahkan sering membenturkan tatanan masyarakat yang sudah tertata rapi, baik bidang sosial, budaya, politik, agama, dan tak terkecuali pendidikan, yang sering tercabik oleh kepentingan sekelompok golongan dalam melegalkan aksi kekerasan (intoleransi), radikalisme, terorisme, bullying. Sehingga sangat mengganggu ketentraman individu, golongan, maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara.
Berangkat dari kondisi tersebut, maka Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Agama RI (selanjutnya disingkat GTK Kemenag RI), melakukan inisiasi menyemarakkan gerakan moderasi beragama melalui pustaka (leterasi berbasis moderasi beragama) yang digagas oleh H. Muhammad Sidik Sisdiyanto, M.Pd (Kasubag TU GTK Kemenag RI), Upaya tersebut membuahkan hasil yaitu dengan membuat buku Moderasi Beragama yang sudah mencapai jilid 4 yang diterbitkan oleh Azkiya Publishing Bandung dan ber ISBN.
Buku ini dalam bentuk “Bunga Rampai”, dimana para penulisnya terdiri dari para pendidik, kepala madrasah/sekolah, praktisi pendidikan, Widyaiswara, dan sebagainya, dari seluruh provinsi di Indonesia. Dan dalam penulisannya disesuaikan dengan keahlian atau bidangnya masing-masing.
Oleh karenanya, ketika pada hari Jumat tanggal 30 Oktober 2020 bertepatan dengan kegiatan “Pembinaan Pengembangan Mutu Madrasah” di aula MAN 2 Surakarta, kami (pihak MAN 2 Surakarta – dan khususnya Diah Nuraini Fatimah, S.Pd – Selaku pendidik dan sekaligus penulis dalam buku moderasi beragama) memberikan bingkisan kepada bapak Dr. H. Ahmad Umar, M.A (selaku Direktur KSKK – Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah- Kemenag RI). Hal ini dilakukan agar gerakan moderasi beragama saling bersinergi dalam mengaktualisasikannya. Karena untuk mewujudkan moderasi beragama merupakan tanggung jawab bersama, baik keluarga, lembaga pendidikan, institusi, maupun pemerintah, sehingga masyrakat benar-benar manjadi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, tasamuh, tawazun, dan sebagainya. (Sumber: Kontributor Solo- Sri Hartati)